Ajaran Islam tentang Beramal dan Berusaha
Seruan Islam untuk beramal Islam menganjurkan orang bergerak
dan giat beramal dan berusaha, karena gerak berarti hidup dan diam berarti
mati. Agama Islam mengehndaki agar umatnya hidup kuat sekuat-kuatnya dan
berjuang seseru-serunya perjuangan dan hendaklah mereka berjihad di medan dan
berusaha di segala bidang agar mencapai kekuasaan dan kepemimpinan yang layak
dimilikinya.
Cara agama Islam dalam berda’wah untuk beramal dan
berusaha adalah lain dari yang lain, suatu yang tidak ada yang menandinginya
atau menyamainya dari cara dan metode yang mana pun Karena tujuan
hidup dalam pandangan Islam ialah bukan amal asala amal atau usaha asal usaha,
tetapi ialah amal yang sempurna dan usaha yang rajin dengan menggunakan bakat
dan kecakapan yang terpendam dalam jiwa seseorang.
Allah swt. bersabda:
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk 1-2).
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya
menjadi tanah rata lagi tandus.” (Al-Kahfi 7-8).
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah
di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Huud 7).
Dan selama orang tidak atau belum mencapai tujuan hidup yang
digariskan oleh agama Islam, maka ia berada dalam keadaan rugi dan kekurangan,
kesesatan dan kesengsaraan. Allajh berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (Al-Ash’r).
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” At-Tiin
4-6).
Manusia kadang lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya yang
telah digariskan oleh Allah dan lari membujuk dirinya dengan harapan-harapan
dan angan-angan yang kosong, maka diingatkanlah oleh Allah bahwa bukan itulah
yang menjadi tujuan, tetapi penyerahan diri bulat-bulat kepada Allah dengan
amal yang sempurna dan hati yang tulus ikhlas. Allah berfirman:
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang
kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan
ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari
Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. Dan siapakah yang lebih baik agamanya
dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (An-Nisa’ 123-125).
Bersabda Rasulullah saw.:
ليس
الإيمان بالتّمنى ولكن ماوقر فى
القلب وصدّقه العمل، وإنّ
قوما غرّتهم الأمنيّ حتّى
خرجوا من الدّنيا ولا
حسنة لهم، وقالوا نحن
نحسن الظّنّ بالله، وكذبوا
لو أحسنوا الظّنّ لأحسنوا
العمل. ألكيّس من دان
نفسه وعمل لما بعد
الموت والأحمق من أتبع
نفسه هوا ها وتمنّى
على الله الأمانيّ إعملى
يا فاطمة فإنّى لا
أغنى عنك من الله
شيئا.
“Iman itu bukanlah dengan angan-angan kosong, tetapi iman adalah
apa yang menetap di hati dan dibuktikan dengan amal. Sesungguhnya ada kaum yang
tertipu oleh angan-angan kosng, sehingga mereka keluar dari dunia tanpa
mengerjakan sesuatu kebaikan. Mereka hanya berkata: “Kami berharap baik kepada
Allah”. Mereka telah berdusta. Kalau mereka benar-benar berharap baik kepada
Allah, niscaya mereka beramal baik.” “Orang yang bijaksana ialah yang
menundukkan dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang dungu
ialah yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong terhadap
Allah.” “Beramallah hai Fatimah”, sabda Rasulullah kepada puterinya, “Aku tidak
berguna sedikit pun bagimu terhadap Allah.”
Islam dalam berseru kepada manusia untuk beramal dan
berusaha menggunakan kata-kata dan cara-cara yang beraneka ragam, aga
manusia benar-benar memeras tenaganya dan menggunakan puncak kemampuannya untuk
beramal:
“Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu,
kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah
94).
Maka tidak ada seruan dan himbauan yang lebih tegas dari apa
yang tercantum dalam firman Allah tersebut, di mana Allah sendirilah yang memerintahkan
dan Dia sendirilah bersama Rasul-Nya yang melihatnya dan memberitahukannya di
hari kiamat. Dan tiap tenaga yang digunakan untuk beramal, akan ersimpan pada
Allah sebagai bekal bagi orang yang mengerjakannya dan tiada sesuatu pun yang
akan hilang:
“Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa
kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak
suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak
menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka
dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tiada
menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak
melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula)
karena Allah akan memberi Balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (At-Taubah 120-121).
Allah Yang Maha Adil, menetapkan pahala dan ganjaran yang
akan diterima oleh hamba-Nya akan sesuai dan seimbang dengan apa yang telah
dikerjakan dan diamalkan. Demikian puladerajat dan kedudukan manusia di
hadapan Allah adalah menurut amal yang telah diperbuatnya. Dan satu-satunya
jalan ke syurgapun ialah amal dan usaha yang baik.
Allah swt. berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.”
(Al-Zalzalah 7-8)
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang
telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.” (Al-Ahqaaf 19).
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah
Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Al-Anbiyaa’ 47).
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan
yang paling sempurna” (An-Naj’m 39-41).
“Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Al-A’raaf
43).
Dan jika seorang manusia menyia-nyiakan waktunya dan umurnya
sehingga lalu tanpa mengerjakan sesuatu amal atau hanya mengerjakan hal-hal
yang buruk dan jahat, kemudian ia ingin bertaubat di kala ia sudah
berada di ambang pintu maut, maka tidaklah akan diterima taubatnya, sebagaimana
difirmankan oleh Allah swt.:
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang
yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang
di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat
sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati
sedang mereka di dalam kekafiran.” (An-Nisaa’ 18).
“Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat
lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau
Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (Al-An’aam 158).
Alangkah seringnya agama Islam berseru dan mengajak orang
agar berusaha, beramal dan bekerja. Dan alangkah banyaknya ayat-ayat dalam
Al-Qur’an dan hadits-hadits yang disabdakan oleh Rasulullah saw. yang mendorong
untuk giat bekerja dan beramal. Dan cukuplah sebagai pendorong yang kuat bahwa
Allah swt. dalam ayat ini menjanjikan orang-orang beramal akan dijadikan kuasa
di bumi:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa.” (An-Nuur 55).
No comments:
Post a Comment